Oleh : Ponirin Mika
PROBOLINGGO - Kiai Abdul Haq Zaini di kenal sebagai sosok yang sangat tegas, lugas, lunak dan sangat merakyat.Ketegasan beliau telah di akui oleh banyak orang terutama dari santri-santri beliau. Beliau sangat tegas dalam melaksanakan aturan pesantren, tapi sangat penyayang pula terhadap setiap orang.
Kiai Abdul Haq pula sangat lihai dalam membuat kata-kata bijak. Ini dapat di ketahui saat beliau mengisi pengajian pagi di Masjid Jami' Nurul Jadid.
Saya selalu mencatat dawuh-dawuh beliau itu. Tapi buku yang berisi catatan-catatan berharga itu hilang. Dan saya sangat merasa kehilangan, sangat lebih dari kehilangan harta. Semoga yang menemukan segera mengembalikan. Ya Allah.
Saya akan sangat berterima kasih atasnya. Dan saya rela menggantinya dengan uang. Tapi jangan terlalu mahal lo...
Selain itu, beliau memiliki ritual yang nyaris tak pernah di tinggalkan, yaitu jalan-jalan pagi bersama Nyai Firdausiyah istri beliau. Bahkan tidak hanya jalan pagi, tapi beliau selalu menyapa masyarakat yang bertemu di jalan, dan masyarakat yang duduk-duduk di depan rumah.
Kang sol cerita kepada saya. Tentang sosok Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid ini. Kiai Abdul Haq sosok yang sangat merakyat, seorang kiai yang tidak menjaga jarak dengan masyarakat. Bahkan terkadang beliau ikut nimbrung duduk bersama saat menemukan orang yang lagi berkumpul. Itulah sosok beliau yang saat ini di kenang oleh masyarakat. Tutur Kang sol.
Saya teringat dengan sosok Sayyidina Umar yang sangat merakyat, dari saking merakyatnya beliau tau kondisi yang dialami masyarakat, dan bahkan ekonominya.
Sayyidina Umar sangat tegas, tapi memiliki hati yang lembut dan lunak. Kira-kita itu tergambar pada sosok Kiai Abdul Haq.
Ada juga hal yang pernah saya alami sendiri. Suatu malam, tepatnya pukul 02.00 WIB saya dari Gang D mau ke Gang E asrama mahasiswa. Saat itu, ada orang berjalan dari arah timur dengan memakai celana, kaos dan tidak berkopyah. Saya agak khawatir itu orang luar masuk pesantren. Ternyata setelah dekat, sosok tersebut adalah Kiai Dulhaq. Saya yakin beliau itu keliling menjaga keamanan pesantren.
Hal itu saya ceritakan kepada santri senior, dan saya menemukan jawaban. Bahwa Kiai Dulhaq sering jalan di malam hari, mengelilingi pondok, menjaga pondok.
Setelah saya mendengar pembacaan manaqib Kiai Zaini dari Kiai Zainul Mu'in ternyata hal yang sama dilakukan oleh Kiai Zaini, sampai akhirnya harus bertarung silat dengan keamanan yang saat itu bertugas di Pesantren.
Alfatihah, Untuk para beliau.
*Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton dan Anggota Community of Critical Social Research, Probolinggo.